Thursday, March 15, 2007

Petualang Akademisi Mapala UPN "Veteran" Se-Indonesia




Mapala ( Mahasiswa Pecinta Alam ) adalah sebuah bentuk organisasi yang peduli terhadap kelestarian Alam yang terdiri atas para kaum intelektual yang di manifestasikan dalam bentuk kegiatan petualang dan ilmiah. Melalui organisasi ini para anggotanya akan mendapatkan sesuatu yang sangat bermanfaat untuk pengembangan diri yang tidak didapat melalui bangku kuliah, baik kepemimpinan, mental dan jiwa manusia-manusia handal yang nantinya bisa dimanfaatkan dalam kehidupan yang lebih kompleks setelah lulus dari bangku kuliah.

Sebagai wujud persaudaraan kami para kaum petualang akademisi yang tergabung dalam organisasi kepecintaalaman UPN, kami melakukan sebuah kegiatan kepetualang bersama dalam tajuk Temu Wicara dan Latihan Gabungan VI 2007. Kegiatan yang dilaksanakan tanggal 7 sampai dengan 17 Februari 2007 ini bertempat di Jakarta adalah sebagai bentuk agenda kegiatan yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Kegiatan ini diikuti oleh tiga organisasi kepecintaalaman UPN “Veteran” yang ada di Indonesia yaitu Girigahana (Mapala UPN “Veteran” Jakarta) selaku tuan rumah, Mahapala (Mapala UPN “Veteran” Jawa Timur) dan Mapala UPN “Veteran” Jogjakarta. Dalam kegiatan bersama yang keenam kalinya ini seperti biasa terdiri atas dua kegiatan utama yaitu sidang temu wicara dan latihan gabungan yaitu kegiatan lapangan secara bersama ke alam yang terbagi atas empat divisi yaitu Panjat Tebing, Arung Jeram, Susur Goa dan Hutan Gunung yang di lakukan secara bersama di tempat yang berbeda namun masih dalam satu kawasan propinsi Jawa Barat. Untuk Panjat Tebing dilakukan di tebing Citatah dengan melakukan sebuah pemanjatan tebing setinggi 125 meter. Arung Jeram itu sendiri dilakukan di Sungai Ciaten dengan melakukan sebuah pengarungan dan pemetaan Jeram. Untuk Susur Goa dengan melakukan penelusuran dan pemetaan goa dilakukan di dua goa vertical yaitu Keraton dan Cibarno rata – rata kedalam goa 120 meter serta goa Keraton yang merupakan horizontal. Sedang untuk Hutan Gunung dengan melakukan sebuah pembukaan jalur dilakukan di gunung salak. Peserta kegiatan lapangan ini berasal dari delegasi di ketiga organisasi tersebut yang masing-masing mendelegasikan tiga orang atlet dan satu orang peninjau.

Dari kegiatan bersama ini diharapkan akan tercipta sebuah kebersamaan untuk mempererat tali persaudaraan di antara ketiga Organisasi sesuai dengan Temanya yaitu “Dengan Temu Wicara dan Latihan Gabungan VI Kita Tingkatkan Tali Silaturahmi Dalam Kebersamaan Guna Mencapai Cita – Cita Bersama”. Acara ini dimulai dengan prosesi upacara pembukaan dan dibuka langsung Bapak Rektor UPN ”Veteran” Jakarta. Keesokan harinya di setiap divisi mulai meluncur ketempat kegiatan masing-masing untuk melakukn kegiatan lapangan hingga tanggal 11 februari mereka mulai kembali masuk ke kampus UPN Veteran Jakarta untuk melakukan evaluasi bersama dan sidang temu wicara.

Dalam sidang temu wicara tersebut dibahas beberapa Agenda yang salah satunya adalah mengenai sebuah konsep Ekspedisi bersama. Ekpedisi bersama itu sendiri adalah sebuah rencana besar yang telah tercetuskan di acara serupa tahun-tahun sebelumnya. Dalam Ekpedisi bersama ini diharapkan akan semakin menyolidkan kami ketiga Organisasi disamping sebagai bentuk transfer ilmu untuk saling melengkapi diantara ketiga organisasi tersebut. Ekpedisi adalah sebuah bentuk kegiatan yang lazim dilakukan oleh kami para kaum petualang akademisi yang tergabung organisasi Mapala untuk meningkatkan dan mengukur kemampuan kami dalam kegiatan berskala besar baik bersifat ilmiah maupun non ilmiah.
Co 2007

Wednesday, February 28, 2007

Longmarch




Lima Puluh Dua Kilometer kami melangkah
LONG MARCH


Langgam Lawu
Dengarlah suara bening dalam hati
Biarlah nurani berbicara
Lihatlah puncak Gunung menjulang tinggi
Perkasa menghadapi badai hidup …
Kupu-kupu terbang datang
Dikaki Gunung Lawu, dinaungi awan …
Kupu-kupu terus datang
Dikaki Gunung Lawu satu warna satu tujuan …
(Kantata Samsara)

Naik turun gunung, masuk belantara hutan selama beberapa hari pada ketinggian 2.500 mdpl dengan membuka jalur penebasan. Pada kondisi cuaca yang tidak menentu. Suhu berkisar 20° – 10° C.
Bertahan hidup mengkonsumsi bahan-bahan alami tumbuhan dan hewan survival
Memanjat dan menuruni tebing terjal.
Long March + 52 km
Adalah perjalanan panjang yang melelahkan dan penuh sejuta kenangan bagi kami siswa diklatsar Mapala UPN “Veteran” Yogyakarta
tak..tik..tuk..tak..tik..tuk..bunyi sepatu PDL selalu menemani
dalam setiap derap langkah kami
langkah demi langkah kami coba terus ayunkan kaki
dengan carier di pundak yang selalu menemani

Merekam sejarah Long March (Perjalanan Panjang)

Tuesday, February 27, 2007


Setiap Orang Harus Jadi MAPALA

Jangan salah tangkap dulu, jangan berfikiran negatif begitu mendengar kata-kata MAPALA. “don’t judge the book by it’s cover” mungkin kita pernah dengar kata-kata tadi. Apa yang ada dibenak anda? pasti langsung beranggapan orang yang seneng naik gunung, panjat tebing atau olahraga ekstrim lainnya atau malah langsung kepikiran mahasiswa yang lebih seneng acak-acakan ketimbang rapi dan nggak pake aturan atau tanggapan yang lai-lain.Stop pikiran anda yang seperti itu, Mapala yang dimaksud adalah Manusia Pencinta Alam. Setiap orang harus mencintai alam, setiap orang harus menjadi pencinta alam, tidak boleh tidak, ini sebuah keharusan...
Yang dimaksud mencintai alam tidak hanya mencintai gunung-gunung saja, tebing-tebing saja atau hutan-hutan saja. Tidak sama sekali tidak. Seorang pencinta alam adalah mencintai alam dan segala isinya dengan segala pernak-perniknya. Benda mati dan benda yang hidup harus dicintai, hewan-hewannya, pohon-pohonnya dan yang pasti manusia-manusianya dan yang paling penting adalah mencintai penciptanya Tuhan Yang Maha Esa dengan apapun orang menyebut-Nya
Kenapa begitu??? Karena kita tidak bisa memisahkan alam dengan isinya dengan pernak-perniknya apalagi penciptanya. Dapatkah kita memisahkan antara api dan cahaya? dapatkah kita memisahkan cahaya matahari dari matahari? so pasti tidak !!!
Kembali pada kata Pecinta, seorang pencinta artinya mencintai dan yang pasti sangat jelas, mencintai sangat berbeda dengan yang namanya hasrat untuk memiliki tidak sama dengan hasrat untuk exploitasi.mencintai berarti memberi tanpa pamrih, bahkan surga sekalipun sebagai imbalannya bukan alasan untuk memberi bagi seorang Pencinta. Seorang yang memberi untuk mendapatkan imbalan bukanlah pencinta tetapi seorang pencari keuntungan atau bisnisman. Entah itu imbalan materi yang nyata atau imbalan keadaan yang menyenangkan.
Seorang pencinta hanya memberi walaupun imbalannya adalah derita dia akan tetap memberi. Seperti matahari yang menyinari bumi, matahari tidak pernah mengharap apapun dari bumi dia hanya memberikan sinarnya. Seperti cinta seorang ibu kepada anak-anaknya. Seorang Ibu rela menjual perhiasannya menggadaikan propertinya untuk menyekolahkan anaknya walaupun anaknya tidak tahu diri dan memeras orang tuanya, tapi Ibu selalu memberinya. Seperti itulah seorang pencinta, seperti matahari dan sinarnya seperti kasih seorang ibu. Sekali lagi yang namanya cinta jauh banget dari yang namanya nafsu menguasai, exploitasi jauh dari hasrat memiliki.
Akan sangat indah jika semua orang jadi MAPALA (baca:Manusia Pencinta Alam). Pasti nggak akan pernah ada bencana banjir karena exploitasi hutan, nggak akan pernah adanya lumpur Lapindo, nggak ada perang, nggak ada pemboman atau terorisme. Pasti nggak akan pernah ada tayangan kriminal seperti SERGAP, BUSER, LACAK dan acara kriminal lainnya.
Kalau kita belum mampu menjadi pencinta sekaliber Mahatma Gandhi atau sebesar bunda Theresa setidaknya kita menjadi Pecinta Indonesia, mencintai Pancasila, mencintai alam Indonesia, mencintai orang-orang INDONESIA tanpa memandang apa sukunya, apa agamanya dan apa-apanya yang lain. Mari kita membalas kasih yang telah banyak bahkan sangat banyak diberikan oleh Ibu Pertiwi kita, Indonesia. Jangan lagi ada niat memecahnya menjadi negara ini, atau negara itu. Kita tetapIndonesia,Ok.
Anggap saja saya seorang pemimpi jika saya menginginkan semua orang Indonesia saling mencintai, bahu-membahu memerangi kemiskinan, memerangi kepicikan dan pandangan sempit serta kebodohan. Tapi saya akan selalu ingat lagunya Jhon Lenon dengan titel Imagine.”You may say I am a dreamer but I’m not the only one, and I hope someday you’ll join us. And the world willlive as one”.
Siapkah anda menjadi MAPALA ???
*Setiap orang ingin dicintai tanpa harus diperiksa siapa dirinya*
d_gustpa
( File di temukan dalam komputer sekretariat )

Thursday, February 22, 2007

Pergi




Ada siang, malampun ada
Ada yang datang, yang pergi banyak
Kalo pergi tuk kembali sih oke-oke aja?
Pergi karena kecewa! Siapa yang salah?

“Itu biasa, seleksi alam” ,teringat lagi kata seniorku mengenai anggota yang “pergi’ ketika kutanyakan mengenai keaktifan senior-seniorku ( AB ),. Padahal alam nggak pernah menyeleksi, lagi-lagi alam jadi kambing congek eh..eh. Dengan menelan mentah-mentah, akupun memberi jawaban yang sama, saat pertanyaan itu ditanyakan oleh junior-juniorku . Seakan tidak mau tau mengapa itu terjadi? What’s wrong?
Apa mereka jenuh? Kecewa ? kurang tantangan ? merasa sudah tua? Sa lah tempat? Kuliah? Pacaran? Malu? And anyway…..
Jelas mereka pergi, hanya mereka yang tahu?
Namun kuyakin di hati mereka masih cinta Mapala.
Ya, inilah penomena di mapala…..
kita seakan nggak mau tahu dengan mereka yang pergi!
Salah siapa? Jelas bukan salah Ibu mengandung?
Ironisnya kita jarang mengundang mereka apalagi peduli?
Bagaimanapun mereka bagian kita………
Mereka sama dengan kita
Sama-sama di didik di Kampung Galia…
Buat saudara-saudaraku kembalilah….

“Kebersamaan itu telah membuat hidup lebih berarti sehingga menjadi kenangan indah yang tak terlupakan”


(Zeth Sapan)
27 01 03 , 01.50 W .I. nologaten
Coklat udah tapi doi gi ke Bandung, gagal deh…….;<( ..sambil nunggu AC. Milan…….447,<) Z (>, 744
Aku Pecinta Alam????
Banyak orang berbicara tentang Pecinta Alam, Penggiat alam terbuka, pemerhati lingkungan dan semacamnya. Seiring dengan maraknya trend pecinta Alam ini, makna dasar seorang Pecinta Alampun semakin berkembang. “Trend mark” Pecinta Alam mulai dinilai masyarakat luas. Akrab dengan bandana, kemeja kotak-kotak mungkin sudah mulai hilang ditelan jaman. Bagaimana dengan trend jarang mandi, jarang kuliah, tukang begadang, cuek,hingga cs dengan “botol “ yang melekat kuat pada tubuh seorang Pecinta Alam ? Berbagai anggapan di masyarakat tentang Pecinta Alam muncul secara spontan berdasar penilaian “mata” mereka, apakah sama adanya dengan Mapala UPN kita ? Jika kita melihat lagi asal Pecinta Alam, Pecinta Alam adalah orang yang bebas bertindak positif mengeluti kehidupan alam sebagai wujud syukur pada “Yang Empunya Alam”. Belajar, bekerja, dan berusaha merupakan sumbangsih Pecinta Alam terhadap alam. Tetapi jika seorang Pecinta Alam menjadi orang yang “super cuek”, tanyakan pada diri sendiri : “Masihkah Aku Seorang Pecinta Alam?”.

Ketika Web Blog ini sudah di hadapan saudara para anggota, kami akan merasa lega. Dari sini kami berharap lembaran kertas elektronik ini dapat mengobati kerinduan Saudara tentang Yogyakarta, tentang Jembatan Babarsari, tentang Djobolarangan dan tentang GALIA yang mencoba untuk kembali … … setelah … … , untuk sekedar menyambung rasa memiliki dan rasa yang pernah kita miliki. Matur nuwun atas dukungannya selama ini. sekedar untuk berbuat demi kepentingan semua anggota, web blog ini dipersembahkan tanpa merecoki pengurus yang sudah super sibuk. pengelola hanya melakukan yang bisa pengelola lakukan, kedepannya kami akan berupaya untuk memberikan yang terbaik dan lebih profesional lagi dalam bentuk Website organisasi. untuk itu sumbangan dari para anggota sangat diharapkan sekali baik berupa tulisan/kisah perjalanan,artikel, puisi, Foto dll. dan alangkah lebih baik dalam format softcopy(Flasdisk/disket) atau kirim langsung email; perengkuning@yahoo.com. Terima kasih


Pengelola

MPA. 04.162

081328139187


"ADA APA DENGAN CINTA"

Agak klise emang niru-niru judul film yang dilakoni Dian Sasrowardoyo. Biar pada melirik… and baca… maklum film ini banyak membuat cowok- cowok mapala jadi romantis, puitis and…...
“Pecahkan saja Gelasnya biar rame”, gimana kalau syairnya gue ganti menjadi; “Bubarkan saja Mapala biar tenang”. Kalau dia warga kampung Galia dan masih waras , saya rasa dia akan ngomong; “pokoknya ngak rela, nggak rela” sebanyak jumlah pasir dipantai Kuta. Mungkin ada jawaban yang radikal seperti; “langkahi dulu mayatku”. Ini menandakan betapa kita sangat mencintai organisasi kita.
Makna cinta
semua tercipta karena Cinta.Dimana membuat bahagia, damai, tertawa, sukses. Cinta mengandung seribu satu makna yang jalas cinta itu penuh kasih,sayang, sabar, pengertian, menghargai, menghormati dan tidak ada pihak yang dirugikan.
Kadang kita sering salah mengartikan cinta dengan mengatakan cinta bisa menyebabkan; stress, depresi, gila, lepas control bahkan ada yang bunuh diri.Ini jelas bukan sifat dari cinta karena cinta itu tulus dan lemah lembut bukan merusak apalagi merugikan.Namun ada juga yang mengatakan cinta itu buta, “kalo cinta itu buta buat apa ada celah dalam” demikiam slogan iklan Amild. Apapun kata orang mengenai cinta, saya sependapat dengan Doel Sumbang yang mengatakan; “cinta itu anugerah maka berbahagialah sebab kita sengsara bila tak punya cinta.”

Bagaimana mencintai
Sebelum kita mencintai seseorang atau sesuatu sangatlah latah kalau tidak dimulai dari mencintai diri sendiri.Semua dari diri kita dulu seperti menjaga kesehatan, mensyukuri hidup, menjaga performance, hidup “bersih”.
Selalu berusaha menjadi terbaik bukan menjadi sampah masyarakat. Bukan kesenangan semu, ingat Bung hidup Cuma sekali.
Setelah kita bisa mencintai diri kita baru cinta pada orang tua, pacar, saudara, teman, organisasi dan sebagainya. Pada kesempatan ini saya mengomentari cinta kita pada organisasi kita yaitu mapala. Seandainya mapala bisa ngomong dia akan bilang; “Saya bahagia karena banyak yang mencintai”.Apalagi kalau baru melahirkan kembar banyak, atau anaknya membantu orang lain, apalagi anaknya ada yang berprestasi dia pasti bangga. Namun di sisi satunya dia aka menangis karena kita sering melukai hatinya. Tanpa sadar kita mencemarkan namanya seperti umpatan; anak mapala tukang onar, sok jagoan, penguasa kampus, tukang mabuk, ngeganja, ngepil, kuliah ra beres dan banyak lagi kata-kata yang memerahkan kuping yang dituduhkan pada mapala.
Mapala selalu kena batunya padahal nggak punya batu…
Mapala nggak pernah melakukan itu semua, seperti mengganggu meraka apalagi menyakiti. Mapala adalah seorang Ibu yang mau menampung, memberi status, ilmu, perlindungan, kehormatan, tanpa pambrih mau menerima siapa yang datang padanya.
Namun apa yang diterimanya, bagaikan air susu dibalas dengan air tuba, ironis. Namun Ibuku nggak pernah murka, apalagi mengutuk menjadi batu seperti

Malin Kundang.
walau kadang hanya dimamfaatkan, dicaci, namanya dicatut, dicemarkan bahkan selalu menjadi kambing hitam …… Kalau itu semua dilakukan oleh anak orang mungkin bisa dimaklumi tetapi sebagian besar penderitaannya dilakukan oleh anak-anaknya dengan sadar mengatakan khilaf, ada yang lempar batu sembunyi tangan bahkan ada dengan bangga mengatakan itu dilakukan karena mencintai Ibu…… lagi-lagi Ibuku hanya tersenyum. Malah Ibu selalu melindungi anaknya itu , mungkin berharap suatu saat anaknya yang nakal itu berubah.
Ibu sekarang masih kuat menanggung semua penderitaannya, tapi sampai kapan? Kita semua nggak tahu pasti, sampai kapan! Anak mana yang tega liat ibunya menderita …. Bukankah tugas anak berbakti pada orang tua?. Bukankah surga terletak pada telapak kaki Ibu?
Ku Doakan Panjang Umur
Ibu memang banyak anak, ada yang manis, baik, perhatian namun ada juga yang belum ‘sadar-sadar’… .. resiko punya banyak anak. Untung kalo banyak anak banyak rejeki tapi kalo banyak anak banyak cacian…. Pasti Cuma Ibu kuat dan tabah yang sanggup menghadapi semuanya.
Aku sebagai salah satu anaknya yang mungkin sering buat Ibu menangis dan menderita. Namun kini kusadari betapa besar peranan Ibu kepadaku. Aku bisa naik Gunung, Arung Jeram,. Menelusuri keindahan perut bumi, terbang bagai Elang, bercumbu dengan Terumbu karang itu semua Karena Ibu. Belum lagi aku jadi ketua dimana-mana waktu kuliah. Itu semua karena Ibu selalu mendorong aku untuk maju. Tak ada yang bisa kuberikan pada Ibu karena beliau punya semua. Aku hanya berusaha untuk tidak mengecewakannya dan tak ingin pengorbanannya sia-sia.
Ibu tidak pernah menuntut semua yang telah diberikan. Ibu hanya ingin semua anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik. Syukur kalo bisa melihat anak-anaknya berhasil. Sebagai seorang anak aku akan berusaha mencintai Ibu dengan benar yaitu dengan menjaga kehormatan, akrab dengan semua orang/kalangan, bangga tapi tidak sombong dengan statusku sebagai anak Ibu Namun tidak pamer dengan papan nama atau spanduk bertuliskan ‘ Aku Anak Ibu’. Aku rasa Ibu nggak perlu semua itu, Ibu hanya ingin anaknya hidup wajar, sukses dan bahagia.
Sebagai seorang anak tentunya kita mendoakan agar Ibu kita sehat dan panjang umur agar bisa bangga melihat keberhasilan anak-anaknya tanpa terkecuali. Semua pengorbanan Ibu tulus hanya satu cara membalasnya be careful dalam setiap langkah agar kita selalu menjaga kehormatan keluarga besar kita.
Sehingga nama Ibu tambah besar dan disegani bukan ditakuti apalagi di benci.. Buat saudara-saudaraku besok lagi dongengnya nggak enak cerita Ibu mlulu ntar keselek lagi. Kaciankan …..mana Ibu nggak pernah bobo? ngawasi anaknya siang dan malam. Da… semua and have a nice dream.

Amote Eternal My Mother.
Hujan gi turun di nologaten,
02 dini hari, 20 jan 03 MM>.>) Z:.>)/