Thursday, February 22, 2007



"ADA APA DENGAN CINTA"

Agak klise emang niru-niru judul film yang dilakoni Dian Sasrowardoyo. Biar pada melirik… and baca… maklum film ini banyak membuat cowok- cowok mapala jadi romantis, puitis and…...
“Pecahkan saja Gelasnya biar rame”, gimana kalau syairnya gue ganti menjadi; “Bubarkan saja Mapala biar tenang”. Kalau dia warga kampung Galia dan masih waras , saya rasa dia akan ngomong; “pokoknya ngak rela, nggak rela” sebanyak jumlah pasir dipantai Kuta. Mungkin ada jawaban yang radikal seperti; “langkahi dulu mayatku”. Ini menandakan betapa kita sangat mencintai organisasi kita.
Makna cinta
semua tercipta karena Cinta.Dimana membuat bahagia, damai, tertawa, sukses. Cinta mengandung seribu satu makna yang jalas cinta itu penuh kasih,sayang, sabar, pengertian, menghargai, menghormati dan tidak ada pihak yang dirugikan.
Kadang kita sering salah mengartikan cinta dengan mengatakan cinta bisa menyebabkan; stress, depresi, gila, lepas control bahkan ada yang bunuh diri.Ini jelas bukan sifat dari cinta karena cinta itu tulus dan lemah lembut bukan merusak apalagi merugikan.Namun ada juga yang mengatakan cinta itu buta, “kalo cinta itu buta buat apa ada celah dalam” demikiam slogan iklan Amild. Apapun kata orang mengenai cinta, saya sependapat dengan Doel Sumbang yang mengatakan; “cinta itu anugerah maka berbahagialah sebab kita sengsara bila tak punya cinta.”

Bagaimana mencintai
Sebelum kita mencintai seseorang atau sesuatu sangatlah latah kalau tidak dimulai dari mencintai diri sendiri.Semua dari diri kita dulu seperti menjaga kesehatan, mensyukuri hidup, menjaga performance, hidup “bersih”.
Selalu berusaha menjadi terbaik bukan menjadi sampah masyarakat. Bukan kesenangan semu, ingat Bung hidup Cuma sekali.
Setelah kita bisa mencintai diri kita baru cinta pada orang tua, pacar, saudara, teman, organisasi dan sebagainya. Pada kesempatan ini saya mengomentari cinta kita pada organisasi kita yaitu mapala. Seandainya mapala bisa ngomong dia akan bilang; “Saya bahagia karena banyak yang mencintai”.Apalagi kalau baru melahirkan kembar banyak, atau anaknya membantu orang lain, apalagi anaknya ada yang berprestasi dia pasti bangga. Namun di sisi satunya dia aka menangis karena kita sering melukai hatinya. Tanpa sadar kita mencemarkan namanya seperti umpatan; anak mapala tukang onar, sok jagoan, penguasa kampus, tukang mabuk, ngeganja, ngepil, kuliah ra beres dan banyak lagi kata-kata yang memerahkan kuping yang dituduhkan pada mapala.
Mapala selalu kena batunya padahal nggak punya batu…
Mapala nggak pernah melakukan itu semua, seperti mengganggu meraka apalagi menyakiti. Mapala adalah seorang Ibu yang mau menampung, memberi status, ilmu, perlindungan, kehormatan, tanpa pambrih mau menerima siapa yang datang padanya.
Namun apa yang diterimanya, bagaikan air susu dibalas dengan air tuba, ironis. Namun Ibuku nggak pernah murka, apalagi mengutuk menjadi batu seperti

Malin Kundang.
walau kadang hanya dimamfaatkan, dicaci, namanya dicatut, dicemarkan bahkan selalu menjadi kambing hitam …… Kalau itu semua dilakukan oleh anak orang mungkin bisa dimaklumi tetapi sebagian besar penderitaannya dilakukan oleh anak-anaknya dengan sadar mengatakan khilaf, ada yang lempar batu sembunyi tangan bahkan ada dengan bangga mengatakan itu dilakukan karena mencintai Ibu…… lagi-lagi Ibuku hanya tersenyum. Malah Ibu selalu melindungi anaknya itu , mungkin berharap suatu saat anaknya yang nakal itu berubah.
Ibu sekarang masih kuat menanggung semua penderitaannya, tapi sampai kapan? Kita semua nggak tahu pasti, sampai kapan! Anak mana yang tega liat ibunya menderita …. Bukankah tugas anak berbakti pada orang tua?. Bukankah surga terletak pada telapak kaki Ibu?
Ku Doakan Panjang Umur
Ibu memang banyak anak, ada yang manis, baik, perhatian namun ada juga yang belum ‘sadar-sadar’… .. resiko punya banyak anak. Untung kalo banyak anak banyak rejeki tapi kalo banyak anak banyak cacian…. Pasti Cuma Ibu kuat dan tabah yang sanggup menghadapi semuanya.
Aku sebagai salah satu anaknya yang mungkin sering buat Ibu menangis dan menderita. Namun kini kusadari betapa besar peranan Ibu kepadaku. Aku bisa naik Gunung, Arung Jeram,. Menelusuri keindahan perut bumi, terbang bagai Elang, bercumbu dengan Terumbu karang itu semua Karena Ibu. Belum lagi aku jadi ketua dimana-mana waktu kuliah. Itu semua karena Ibu selalu mendorong aku untuk maju. Tak ada yang bisa kuberikan pada Ibu karena beliau punya semua. Aku hanya berusaha untuk tidak mengecewakannya dan tak ingin pengorbanannya sia-sia.
Ibu tidak pernah menuntut semua yang telah diberikan. Ibu hanya ingin semua anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik. Syukur kalo bisa melihat anak-anaknya berhasil. Sebagai seorang anak aku akan berusaha mencintai Ibu dengan benar yaitu dengan menjaga kehormatan, akrab dengan semua orang/kalangan, bangga tapi tidak sombong dengan statusku sebagai anak Ibu Namun tidak pamer dengan papan nama atau spanduk bertuliskan ‘ Aku Anak Ibu’. Aku rasa Ibu nggak perlu semua itu, Ibu hanya ingin anaknya hidup wajar, sukses dan bahagia.
Sebagai seorang anak tentunya kita mendoakan agar Ibu kita sehat dan panjang umur agar bisa bangga melihat keberhasilan anak-anaknya tanpa terkecuali. Semua pengorbanan Ibu tulus hanya satu cara membalasnya be careful dalam setiap langkah agar kita selalu menjaga kehormatan keluarga besar kita.
Sehingga nama Ibu tambah besar dan disegani bukan ditakuti apalagi di benci.. Buat saudara-saudaraku besok lagi dongengnya nggak enak cerita Ibu mlulu ntar keselek lagi. Kaciankan …..mana Ibu nggak pernah bobo? ngawasi anaknya siang dan malam. Da… semua and have a nice dream.

Amote Eternal My Mother.
Hujan gi turun di nologaten,
02 dini hari, 20 jan 03 MM>.>) Z:.>)/