Tuesday, February 27, 2007


Setiap Orang Harus Jadi MAPALA

Jangan salah tangkap dulu, jangan berfikiran negatif begitu mendengar kata-kata MAPALA. “don’t judge the book by it’s cover” mungkin kita pernah dengar kata-kata tadi. Apa yang ada dibenak anda? pasti langsung beranggapan orang yang seneng naik gunung, panjat tebing atau olahraga ekstrim lainnya atau malah langsung kepikiran mahasiswa yang lebih seneng acak-acakan ketimbang rapi dan nggak pake aturan atau tanggapan yang lai-lain.Stop pikiran anda yang seperti itu, Mapala yang dimaksud adalah Manusia Pencinta Alam. Setiap orang harus mencintai alam, setiap orang harus menjadi pencinta alam, tidak boleh tidak, ini sebuah keharusan...
Yang dimaksud mencintai alam tidak hanya mencintai gunung-gunung saja, tebing-tebing saja atau hutan-hutan saja. Tidak sama sekali tidak. Seorang pencinta alam adalah mencintai alam dan segala isinya dengan segala pernak-perniknya. Benda mati dan benda yang hidup harus dicintai, hewan-hewannya, pohon-pohonnya dan yang pasti manusia-manusianya dan yang paling penting adalah mencintai penciptanya Tuhan Yang Maha Esa dengan apapun orang menyebut-Nya
Kenapa begitu??? Karena kita tidak bisa memisahkan alam dengan isinya dengan pernak-perniknya apalagi penciptanya. Dapatkah kita memisahkan antara api dan cahaya? dapatkah kita memisahkan cahaya matahari dari matahari? so pasti tidak !!!
Kembali pada kata Pecinta, seorang pencinta artinya mencintai dan yang pasti sangat jelas, mencintai sangat berbeda dengan yang namanya hasrat untuk memiliki tidak sama dengan hasrat untuk exploitasi.mencintai berarti memberi tanpa pamrih, bahkan surga sekalipun sebagai imbalannya bukan alasan untuk memberi bagi seorang Pencinta. Seorang yang memberi untuk mendapatkan imbalan bukanlah pencinta tetapi seorang pencari keuntungan atau bisnisman. Entah itu imbalan materi yang nyata atau imbalan keadaan yang menyenangkan.
Seorang pencinta hanya memberi walaupun imbalannya adalah derita dia akan tetap memberi. Seperti matahari yang menyinari bumi, matahari tidak pernah mengharap apapun dari bumi dia hanya memberikan sinarnya. Seperti cinta seorang ibu kepada anak-anaknya. Seorang Ibu rela menjual perhiasannya menggadaikan propertinya untuk menyekolahkan anaknya walaupun anaknya tidak tahu diri dan memeras orang tuanya, tapi Ibu selalu memberinya. Seperti itulah seorang pencinta, seperti matahari dan sinarnya seperti kasih seorang ibu. Sekali lagi yang namanya cinta jauh banget dari yang namanya nafsu menguasai, exploitasi jauh dari hasrat memiliki.
Akan sangat indah jika semua orang jadi MAPALA (baca:Manusia Pencinta Alam). Pasti nggak akan pernah ada bencana banjir karena exploitasi hutan, nggak akan pernah adanya lumpur Lapindo, nggak ada perang, nggak ada pemboman atau terorisme. Pasti nggak akan pernah ada tayangan kriminal seperti SERGAP, BUSER, LACAK dan acara kriminal lainnya.
Kalau kita belum mampu menjadi pencinta sekaliber Mahatma Gandhi atau sebesar bunda Theresa setidaknya kita menjadi Pecinta Indonesia, mencintai Pancasila, mencintai alam Indonesia, mencintai orang-orang INDONESIA tanpa memandang apa sukunya, apa agamanya dan apa-apanya yang lain. Mari kita membalas kasih yang telah banyak bahkan sangat banyak diberikan oleh Ibu Pertiwi kita, Indonesia. Jangan lagi ada niat memecahnya menjadi negara ini, atau negara itu. Kita tetapIndonesia,Ok.
Anggap saja saya seorang pemimpi jika saya menginginkan semua orang Indonesia saling mencintai, bahu-membahu memerangi kemiskinan, memerangi kepicikan dan pandangan sempit serta kebodohan. Tapi saya akan selalu ingat lagunya Jhon Lenon dengan titel Imagine.”You may say I am a dreamer but I’m not the only one, and I hope someday you’ll join us. And the world willlive as one”.
Siapkah anda menjadi MAPALA ???
*Setiap orang ingin dicintai tanpa harus diperiksa siapa dirinya*
d_gustpa
( File di temukan dalam komputer sekretariat )

No comments: